iDAN

28 Julai 2008

Keprihatinan (Kerjaya)

"Jika ketua telah buat keputusan, awak kena ikutlah!" Aku diam sahaja. "Kalau awak pindah kerja & berkerja dengan saya apa masalahnya?"

Awal pagi lagi aku ditujah dengan perbagai persoalan. Yang aku terfikir, siapa yang mendesak kini. Apakah KJ sebaik Dr Fadlee.. Dia tidak pernah pun memanggil aku dalam kes pertukaran ini.

Dari perbincangan aku dengan Dr -Ing Fauzee dia nampak memihak aku. Setelah aku merayu untuk kekal berkerja di KKK, dia yang mencadangkan agar aku menulis surat rayuan untuk kekal di bengkelnya.

"Sepatutnya awak tidak sampai mengadu sampai ke Kementerian..., sekarang kan susah, silap jawab nanti kita yang malu" Aku masih berdiam diri. "Bengkel ini tidak bergerak lagi, jadi kenapa mesti awak duduk di sini?"

Dalam hati aku berkata, haruskah aku berdiam diri, bolehkah dia faham telah berapa lama aku cuba membuat permohonan untuk pembelian tetapi ditolak. Masalah meja kaca pun baru selesai sebulan lalu. Itu pun sebab EAC; jika tidak sebab EAC aku pasti masih aku terhimpit dengan barangan lupus. Sebahagian barangan yang tidak diketahui empunya@pemiliknya. Telah hampir dua tahun aku cuba membangunkan makmal ini tepi dek adanya sembilan nakhoda seperti ceritera yang belum selesai di jurnalku. Aku jadi bagai macai atau kuli batak yang tidak diperdulikan.

Paling aku terkesan bilamana barangan di bengkelku diselongkar, rakusan Pembantu Teknik merentas baranganku. Pun sebahagian PC yang aku cadangkan untuk pelajar belajar membukanya disumbat si Zura ke stor. Maka kosonglah bengkel ini.

Silap jawab malu kita!, kenapa ujud perkataan malu ini. Sedangkan status kerjaya kami yang diabaikan sejak lebih 20 tahun lalu apakah rasionalnya.

"Ya Allah abg iDAN, kalau saya jadi abg iDAN pasti pecah kepala tenguk semua barangan ini!" Razel pernah lepak di bengkel ini & tak sanggup melihat keadaanku & barangan yang teramat sendat di bengkelku. Maka itu aku terpaksa mengambil tindakan drastik mengosongkannya.

Bila bengkel ini telah kosong lain pula ceriteranya. Dulu masa aku tersepit dengan barangan lupus tidak ada siapa pula yang ambil peduli tentang aku. Hampir dua tahun aku dijumudkan dengan barangan lupus.

Kekinian tak nampak lagi siapakah ada sifat keprihatinan. Selain Tukun yang senasib denganku. Kekinian kian stabil dengan kerjayanya. Ana masih tidak diganggu sesiapa. Paling anehnya si Zul kenapa amat membenci perjuanganku.

Tim. Pendaftar makin tertolak, sikapnya langsung tidak memberi peluang empunya diri menyatakan yang benar. Malahan semakin ingin menukar aku jauh dari fakulti ini.

Aku berharap sangat Prof Radin membaca tulisan ini, dia yang pernah meluluskan elaun tanggung kerjaku, dia juga yang membawa aku belajar sampai ke luar negara pasti lebih mengenaliku & kerjayaku. Pasti dia boleh membantu aku dari aku terusan diperlekehkan begini. Aku menolak pelawaan dia untuk berkerja di bidang trafik lantaran punyai alasan tersendiri. Aku pernah menulis di dalam jurnalku; kenapa & apakah alasannya. Carilah sendiri. Bukan lantaran merajuk, tetapi bila martabat diri dipersoalkan. Memang aku akan terpaksa membawa diri.

Lagipun telah hampir satu dekad aku dalam bidang ICT, masih terlalu banyak lagi ingin aku mencari ilmu ICT. Aku masih suka dengan bidang ini. Kenapa tidak biarkan aku di sini. Biarpun tiada imbuhan yang setimpalnya. Aku masih mahu di sini.

1.100 Wanita Indonesia Dipenjara Di Kajang Malaysia (Ceritera)

Sen, Jul 28, 2008

International

Kuala Lumpur ( Berita ) : Sebanyak 1.100 wanita dari 1.504 tahanan yang ada di penjara khusus wanita di Kajang, Selangor, merupakan warga negara Indonesia Malaysia, demikian data yang terungkap ketika Dubes RI untuk Malaysia Da’i Bachtiar berkunjung ke penjara itu.

“Kami melakukan kunjungan ke penjara wanita ini dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI,” kata Da’i Bachtiar di depan penjara khusus wanita Kajang, Selangor, Senin [28/07] .

Dari 1.100 wanita asal Indonesia yang ditahan di sana, sebanyak 171 sudah divonis dan 929 lainnya masih tahanan sementara.

“Ini baru penjara Kajang belum penjara Malaysia lainnya. Kita sedang mendata berapa jumlah wanita Indonesia yang ada dalam tahanan atau penjara di Malaysia,” katanya.

Dalam kunjungan itu, kepala penjara Nassif mengajak semua rombongan staf KBRI dan Dharma Wanita melihat kondisi penjara khusus wanita di Kajang. Penjara Kajang terlihat bersih, jauh lebih bersih dibandingkan penjara-penjara di Indonesia. Dalam penjara, para tahanan diberikan pendidikan seperti belajar membaca, mengaji, dan perawatan tahanan juga baik.

Seorang WNI asal Jatim, Asma, mengaku mendapat perawatan bagus untuk penyakit kankernya. Kepada Dai, dia mengatakan, sudah beberapa kali di kemoterapi di RS Kajang.

Selain itu, ada tiga ibu yang membawa anak-anaknya yang berusia dua hingga lima bulan. Wajah mereka terlihat bersih karena mendapat perawatan dalam penjara.

“Semua tahanan di sini bukan hanya kriminal tapi juga tahanan imigrasi. Mereka yang masuk ke Malaysia dan bekerja tanpa ijin juga di tahan di sini,” kata Nassif.

Di dalam penjara, tahanan wanita itu diberikan pendidikan keterampilan juga. Ada tujuh bengkel pelatihan keterampilan bagi tahanan, yakni bengkel, salon, SPA, membatik, kerajinan tangan, membuat kue dan roti, serta komputer.

Beberapa hasil kerajinan tahanan yang dijual di dalam penjara atau di gerai di luar penjara diborong ibu-ibu dharma wanita KBRI karena produknya bagus dan berkualitas tapi murah.

Dubes Da’i dan rombongannya juga mencicipi aneka macam kue buatan para tahanan. Para petugas penjara tidak lupa memberikan brosur yang isinya penawaran katering dari penjara Kajang yang bisa dipesan untuk bermacam pesta.

“Kami juga ada pembelian via internet. Silakan buka www.prison.com.my maka akan tampil berbagai produks dari penjara yang bisa dibeli secara online,” kata Nassif. ( ant )